Ukhti... Izinkan Aku Jadi Bagian Cinta Suamimu

Hari demi hari, entah kenapa aku semakin kagum padanya. Walau belum pernah bertatap muka, tapi diskusi kami lewat “chat”, kedalaman ilmunya, keindahan susunan kata-katanya, sungguh meninggalkan kesan yang begitu dalam di hatiku. Aku mulai jatuh hati padanya. Ubaid, pria beristri itu!

Ternyata rasa-ku tak bertepuk sebelah tangan. Hari selanjutnya ia menelponku, dan ia menanyakan pandanganku tentang polygamy. Tentu aku menjawab bahwa polygamy adalah sunnah. Sunnah yang dibenci kebanyakan orang. Oleh sebab itu, aku kagum pada mereka yang bisa menjalankannya. Pada akhwat-akhwat tangguh yang mampu mengalahkan egoisme dan “hati”nya untuk berbagi orang yang paling dicintainya. Bukankah tak akan sempurna iman seseorang sampai ia mampu memberikan pada saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri? Blah blah blah, panjang lebar penjelasanku saat itu. Ubaid mendengarkan, lalu berkata : “ما شاء الله, seandainya semua istri berfikiran seperti anti”. “Maukah anti menjadi permaisuri kedua di istanaku?”

Semburat jingga langit sore itu menjadi saksi bahagiaku mendengar permintaannya. Tapi syukurlah logika-ku masih berjalan. Ku katakan padanya “Bagaimana mungkin antum meminta ana menjadi istri antum sedangkan bagaimana rupa ana-pun antum belum tau? Juga bagaimana nanti respon keluarga ana dan keluarga antum, mungkinkah mereka akan menerima?” Dia hanya diam. Lalu kutanya “Apakah istri antum mengetahui, antum ingin berta’addud?” Dia menjawab “Tidak, tapi pemahamannya sudah baik, insya Allah istri ana akan menerima”. Tersenyum aku mendengarnya. Lalu kami sudahi percakapan sore itu.

“Lebih baik kamu ga usah nikah selamanya daripada jadi istri kedua!” Teriak ibuku, saat ku tanyakan pendapatnya tentang polygamy. Padahal aku belum menanyakan bagaimana pendapatnya jika akulah perempuan yang dipolygamy itu.

Halaman 1 3 5



Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya http://ift.tt/1Cwarlm

0 Response to "Ukhti... Izinkan Aku Jadi Bagian Cinta Suamimu"

Post a Comment