Ukhti... Izinkan Aku Jadi Bagian Cinta Suamimu

Hari yang dinanti pun tiba. Ubaid pulang ke Indonesia. Sendiri. Tidak dengan anak istrinya. Pertemuan pertama, semua masih terasa sempurna. Begitupun saat dia meminangku pada kedua orang tuaku. Sosoknya yang “charming” membuat orang tuaku seolah lupa dengan statusnya yang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Hingga diakhir pertemuan itu seorang kerabat mengingatkan. Karena Ubaid meyakinkan bahwa pernikahan kami atas izin dan restu istri pertamanya, orang tuaku akhirnya menyerahkan segala keputusan kepadaku. Tentu saja aku menerimanya. Dengan hati berbunga!

Ikhwan nan lucu, cerdas, berilmu dan tampan itu, akan menjadi suamiku! Gadis mana yang tak bahagia dipinang pria sepertinya?

Setelah tanggal disepakati, Ubaid pamit untuk pulang ke kampung halaman dan menjemput orang tuanya. Dia akan kembali lagi bulan depan karena banyak jadwal mengisi kajian di kampung halamannya selama liburan musim panas.

Pada tanggal yang disepakati, Ubaid datang ke rumah. Tapi tidak dengan orang tuanya. Karena ternyata orang tuanya tidak merestui rencana pernikahan kami. Orang tuaku pun tidak akan merestui jika pernikahan ini tidak mendapat restu dari keluarga Ubaid. Buyar sudah rencana kami untuk menikah. Karena Ubaid tidak juga mendapat restu orang tuanya sampai masa liburannya berakhir. Dia kembali ke timur tengah untuk melanjutkan study, dan tentu saja untuk kembali pada istri dan anaknya. Cemburu kah aku? Ah.. Aku bahkan tak berhak sedikitpun untuk cemburu!

Halaman 1 3 5



Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya http://ift.tt/1Cwarlm

0 Response to "Ukhti... Izinkan Aku Jadi Bagian Cinta Suamimu"

Post a Comment